Sejarah Singkat Profil Pondok Pesantren Mujahidin Ambarawa - Pondok Pesantren Salafi Al Mujahidin adalah salah satu lembaga pendidikan Islam non formal berupa pondok pesantren salaf yang berdiri sejak tahun 1992 pada tanah seluas 550 m2. Lokasi Pondok pesantren Al Mujahidin terletak di Jl. Dr.Cipto Mangun Kusumo No.50 Kauman, Kranggan, Kecamatan Ambarawa Kab. Semarang. Pondok pesantren resmi berdiri pada tanggal 11 juli 1992 di bawah asuhan Al Mukarom Bapak KH. Hasyim Hadi dan Al Mukarom Bapak KH.Abdul Qodir Al Khafidz. Pondok Pesantren Al Mujahidin berdiri sebagai lembaga pendidikan Islam non formal yang muncul sebagai satu-satunya pondok pesantren di Kota Ambarawa dengan kegiatan pendidikan semata-mata berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik atau konservatif yakni berupa pengajian kitab kuning dan Takhfidzul Al-Quran dengan metode pembelajaran tradisional serta belum dikombinasikan dengan pola pendidikan moderen. Pondok Pesantren ini juga mempunyai karateristik berbeda dengan pondok pesantren yang lain yaitu pendalaman ilmu riyadhoh dan mujahadah bagi para santrinya.
Letak Geografis Pondok Pesantren Salafi Al Mujahidin
Pondok Pesantren Salafi Al Mujahidin terletak di. Jl. Dr.Cipto Mangun Kusumo No.50 Kauman, Kranggan, Kecamatan Ambarawa Kab. Semarang ini berada di tengah-tengah pemukiman penduduk dengan gambaran sebagai berikut:
Sebelah barat: Pemukiman dan persawahan penduduk.
Sebelah timur: Kampung Jagalan.
Sebelah Utara: Kampung Bodean
Sebelah Selatan: Kampung Patoman.
Lokasi pondok pesantren sangat strategis atau cocok untuk kegiatan belajar mengajar ilmu agama bagi para santrinya walaupun berada di areal perkotaan namun pondok pesantren tetap mendapat dukungan dan simpati yang baik dari masyarakat sekitar pondok maupun para tokoh masyarakat. Hal ini muncul karena pondok pesantren Al Mujahidin merupakan satu-satunya pondok pesantren yang berada di lingkungan tersebut dan eksistensi keberadaan pondok sangat diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat ambarawa dalam syi’ar agama Islam.
Sebelah barat: Pemukiman dan persawahan penduduk.
Sebelah timur: Kampung Jagalan.
Sebelah Utara: Kampung Bodean
Sebelah Selatan: Kampung Patoman.
Lokasi pondok pesantren sangat strategis atau cocok untuk kegiatan belajar mengajar ilmu agama bagi para santrinya walaupun berada di areal perkotaan namun pondok pesantren tetap mendapat dukungan dan simpati yang baik dari masyarakat sekitar pondok maupun para tokoh masyarakat. Hal ini muncul karena pondok pesantren Al Mujahidin merupakan satu-satunya pondok pesantren yang berada di lingkungan tersebut dan eksistensi keberadaan pondok sangat diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat ambarawa dalam syi’ar agama Islam.
Nilai Plus Pondok Pesantren Salafi Al Mujahidin
Penekanan pendidikan akhlaqul karimah bagi para santri.
Pendalaman pengajian kitab kuning dan Takhfidzul Al-Quran dalam satu naungan pondok pesantren.
Pendalaman ilmu riyadhoh, istighosah dan mujahadah bagi para santrinya.
Bimbingan secara khusus dari pengasuh tentang metode dakwah sebagai upaya mempersiapkan mubaligh dan mubalighoh untuk mengembangkan ajaran Agama Islam bagi para santrinya.
Pengembangan bakat dan minat santri dibidang seni dan beladiri berupa Jamiyah Hadroh Akhbabul al-Mustofa dan pencak silat karomahan.
Pondok Pesantren Salafi Al Mujahidin berasaskan pancasila dan ber akidah Islam serta bertujuan menegakkan Agama Islam yang berhaluan “Ahlussunah Wal Jama’ah” dan mengikuti salah satu madzhab empat di tengah-tengah kehidupan di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang membina manusia agar memiliki kepribadian yang luhur, berjiwa patriotik, berilmu dan beramal sholeh.
Penanaman rasa tanggung jawab dalam memegang amanah dari ustadz ini dilakukan oleh santri baik secara individu maupun secara berkelompok ketika proses pembelajaran berlangsung..
Hubungan keta’dhiman santri dan ustadz juga dapat dilihat dalam hal membantu dan berbuat sebaik mungkin untuk keperluan ustadznya.
“Saya memberikan bantuan pada Pak Kyai dalam kegiatan ngaji contohnya membantu menyiapkan alat tulis dan membersihkan papan tulis.”
Kegiatan santri dalam membantu keperluan ustadznya hanya diperlihatkan untuk hal-hal yang bersifat umum seperti membantu dalam hal menyiapkan sarana atau media pembelajaran dalam suatu pelajaran, tidak termasuk membantu dalam kepentingan pribadi ustadz,misalnya membantu kepentingan keluarga.
Santri juga menjaga hubungan keta’dhiman mereka kepada ustadz dengan cara tidak berprasangka buruk terhadap tindakan ustadz yang kelihatannya mungkar menurut pandangan santri. Santri moderen sadar akan adanya hal tersebut karena mereka beranggapan bahwa ustadz lebih tahu apa yang seharusnya dikerjakan oleh ustadz.
Pendalaman pengajian kitab kuning dan Takhfidzul Al-Quran dalam satu naungan pondok pesantren.
Pendalaman ilmu riyadhoh, istighosah dan mujahadah bagi para santrinya.
Bimbingan secara khusus dari pengasuh tentang metode dakwah sebagai upaya mempersiapkan mubaligh dan mubalighoh untuk mengembangkan ajaran Agama Islam bagi para santrinya.
Pengembangan bakat dan minat santri dibidang seni dan beladiri berupa Jamiyah Hadroh Akhbabul al-Mustofa dan pencak silat karomahan.
Pondok Pesantren Salafi Al Mujahidin berasaskan pancasila dan ber akidah Islam serta bertujuan menegakkan Agama Islam yang berhaluan “Ahlussunah Wal Jama’ah” dan mengikuti salah satu madzhab empat di tengah-tengah kehidupan di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang membina manusia agar memiliki kepribadian yang luhur, berjiwa patriotik, berilmu dan beramal sholeh.
Penanaman rasa tanggung jawab dalam memegang amanah dari ustadz ini dilakukan oleh santri baik secara individu maupun secara berkelompok ketika proses pembelajaran berlangsung..
Hubungan keta’dhiman santri dan ustadz juga dapat dilihat dalam hal membantu dan berbuat sebaik mungkin untuk keperluan ustadznya.
“Saya memberikan bantuan pada Pak Kyai dalam kegiatan ngaji contohnya membantu menyiapkan alat tulis dan membersihkan papan tulis.”
Kegiatan santri dalam membantu keperluan ustadznya hanya diperlihatkan untuk hal-hal yang bersifat umum seperti membantu dalam hal menyiapkan sarana atau media pembelajaran dalam suatu pelajaran, tidak termasuk membantu dalam kepentingan pribadi ustadz,misalnya membantu kepentingan keluarga.
Santri juga menjaga hubungan keta’dhiman mereka kepada ustadz dengan cara tidak berprasangka buruk terhadap tindakan ustadz yang kelihatannya mungkar menurut pandangan santri. Santri moderen sadar akan adanya hal tersebut karena mereka beranggapan bahwa ustadz lebih tahu apa yang seharusnya dikerjakan oleh ustadz.
