Portal islami Sejuta Ummat

Pondok Pesantren Modern Ambarawa, Banyak Santri Putra Dan Putri Takdim Sama Kyai

by Ki Bagus Kusumo , at 04.03 , has 1 comment

Pondok Pesantren Modern Ambarawa, Banyak Santri Putra Dan Putri Takdim Sama Kyai

Pondok Pesantren Modern Ambarawa, Banyak Santri Putra Dan Putri Takdim Sama Kyai - Gambaran pondok pesantren yang mana terdapat banyak sekali keta’dhiman santri  kepada asatidz di Pondok Pesantren Moderen  Bina Insani akan sedikit berbeda dengan keta’dhiman santri di Pondok Pesantren Salafi. Hal ini terjadi karena keadaan tipologi pondok pesantren yang mereka tempati. Komponen-komponen pendukung kemajuan pondok pesantren dan aturan main yang ada di dalam pondok pesantren telah dikombinasikan dengan unsur-unsur moderen yang sangat mendukung. Adanya komponen-komponen pondok pesantren yang telah dikombinasikan dengan unsur-unsur  moderen tersebut  akan berpengaruh pula dengan  sikap dan tingkah laku santri ketika menjalin hubungan interpersonal dengan ustadz di lingkungan pondok pesantren. Secara garis besar keta’dhiman santri modern kepada ustadz terbangun karena adanya gambaran-gambaran sebagai berikut:

Kharismatik Asatidz

Pondok pesantren kini Predikat kharismatik seorang ustadz adalah merupakan cerminan dari penguasaan keilmuan agama diimbangi dengan penampilan budi pekerti  mulia. Aspek lain yang mendukung kharismatik ustadz di lingkungan pesantren moderen adalah potensi dan kompetensi akademik yang dimiliki oleh ustadz. Potensi dan kompetensi akademik ustadz di lingkungan pondok pesantren moderen nampak diperlihatkan dalam  setiap proses pembelajaran. Merujuk dari hasil pengamatan atau observasi, potensi akademik ustadz dapat dilihat dalam penggunaan metode ketika menyampaikan materi dalam sebuah proses pembelajaran. Kharismatik kyai juga dipengaruhi oleh garis keturunan atau nasabiyah.
Melalui hasil wawancara sekaligus pengamatan dokumen tersebut memberikan satu analisis bahwa, kharismatik kyai yang ada di pondok pesantren itu juga dipengaruhi oleh garis keturunan atau nasabiyah. Garis keturunan atau nasabiyah dalam sebuah pesantren merujuk pada tradisi jawa. Tradisi jawa memberikan penghormatan kepada orang yang mempunyai garis keturunan mulia.
Dengan demikian, nilai kharismatik seorang ustadz yang berada di pondok pesantren bukanlah hanya tergantung pada kewibawaan spiritual saja akan tetapi harus ditempuh dengan cara-cara yang rasional. Jadi kharismatik seorang ustadz di pondok pesantren moderen adalah muncul karena derajat kealiman yang diimbangi oleh teladan perilaku berbudi dan didukung oleh profesionalitas dan kompetensi yang memadai.
Keta’dhiman santri pondok pesantran moderen kepada ustadznya memiliki ciri khas tersendiri dan akan sedikit berbeda dengan keta’dhiman santri salafi. Keta’dhiman santri kepada ustadz selalu diiringi dengan pemikiran – pemikiran rasionalitas mereka. Hal ini dapat digambarkan ketika santri mencari keridhoan ustadznya dalam menentukan suatu perbuatan. Selain perbuatan itu harus melalui ridho ustadz, santri moderen juga dapat menentukan baik buruknya suatu perbuatan dengan hasil pemikiranya sendiri dengan syarat perbuatan tersebut tidak menyalahi aturan pondok ataupun norma agama yang berlaku. Teori ini didukung oleh hasil observasi di lapangan bahwa santri pondok pesantren moderen sering melakukan pembiasaan berdiskusi dalam proses pembelajaran dengan ustadz. Melalui pola pembelajaran semacam ini akan mempengaruhi pola berfikir mereka untuk mengemukakan pendapat dan menentukan keputusan dalam setiap perbuatan yang akan mereka kerjakan. Salah satu dari panca jiwa pondok pesantren yang pada bab sebelumnya telah dipaparkan juga mendukung pernyataan ini. Di dalam panca jiwa tersebut tertulis berjiwa bebas yang artinya; santri santri diharapkan mampu berfikir secara bebas dengan kebebasan yang harus bisa dipertanggung jawabkan secara norma sosial maupun norma agama.

Kedekatan Santri dengan ustadz

Kedekatan santri dengan ustadz di pondok pesantren moderen telah membangun  sebuah hubungan keta’dhiman yang mengedepankan hubungan komunikatif. Santri moderen akan banyak menjalin hubungan interaksi dengan ustadz tanpa mengurangi rasa ta’dhim mereka. Hal ini menunjukkan bahwa disela-sela merealisasikan keta’dhiman kepada ustadz ternyata masih ada kesempatan berkomunikasi sehingga kedekatan mereka dengan ustadz sangat menarik untuk diamati. Dengan demikian ustadz tidak hanya dijadikan sebagi guru saja dalam proses pembelajaran akan tetapi posisi ustadz juga sebagai konselor, motivator ,fasilisator bahkan patner dalam proses pembelajaran tanpa mengurangi rasa ta’dhim santri kepada ustadz.

Perilaku santri kepada ustadz

Tipologi pondok pesantren moderen dengan keunggulan penerapan ilmu ketatabahasaan akan mempengaruhi pula cara keta’dhiman mereka dalam berbahasa dan bertutur kata kepada ustadz. Penerapan Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Arab sesuai jadwal dalam berkomunikasi adalah usaha meningkatkan kemampuan santri dalam berbahasa asing. Penerapan cara penggunaan bahasa ini dilakukan antara sesama santri dan dilakukan juga ketika santri berkomunikasi dengan ustadz. Walaupun fenomena komunikasi yang terbentuk semacam itu, tetap tidak akan mengurangi rasa takdhim santri kepada ustadz. Dengan kata lain realisasi sikap ta’dhim santri dalam bertutur kata tidak harus dengan menggunakan bahasa daerah semisal Bahasa Jawa kromo inggil. Hal ini terjadi karena penerapan penggunaan bahasa tidak hanya bertujuan untuk berinteraksi tetapi merupakan upaya meningkatkan kualitas santri dalam berbahasa asing. Keta’dhiman santri kepada ustadz dapat dilihat pula dari sisi perilaku mereka kepada ustadz. Perilaku santri moderen kepada ustadz akan sedikit berbeda dengan santri salafi. Kembali lagi bahwa  perbedaan ini timbul karena pemikiran atau mindset mereka yang sudah rasional dan sedikit meninggalkan pemikiran tradisional atau konservatif. Santri pondok pesantren moderen sudah tidak lagi mengadopsi budaya tradisi jawa yang harus ngleset (bersimpuh), munduk-munduk (berjalan dengan lutut).  Santri akan berperilaku layaknya siswa bertemu dengan guru seperti pertemuan siswa dan guru di lembaga-lembaga pendidikan formal umumnya. Pembelajaran yang dilandasi dengan gambaran keta’dhiman tersebut akan menjadikan aktivitas pembelajaran dengan intensitas komunikasi antara ustadz dan santri dalam pembelajaran bersifat terbuka.
Motivasi bersikap ta’dhim.
Santri pondok pesantren moderen memiliki kepentingan tertentu dalam melakukan keta’dhiman kepada ustadz. Orientasi rasa ta’dhim yang dilakukan santri adalah sebagai usaha untuk mencapai kemanfaatan ilmu yang dipelajari di pondok pesantren agar dapat bermanfaat bagi santri secara pribadi maupun untuk masyarakat pada umumnya.
Demikianlah gambaran secara umum realisasi keta’dhiman santri moderen kepada asatidznya. Keta’dhiman yang diperlihatkan adalah sangat dipengaruhi oleh tipologi pondok pesantren yang sudah dikombinasikan dengan unsur kemoderenan. Melalui kemoderenan itu pula akan merubah cara berfikir santri dan perilaku santri dalam bertindak maupun berbicara kepada ustadz  dengan ukuran-ukuran rasionalitas tanpa mengurangi moralitas dan etika yang berlaku.
Ki Bagus Kusumo
About
Pondok Pesantren Modern Ambarawa, Banyak Santri Putra Dan Putri Takdim Sama Kyai - written by Ki Bagus Kusumo , published at 04.03, categorized as Banyak Santri Putra Dan Putri Takdim Sama Kyai , Pondok Pesantren Modern Ambarawa . And has 1 comment
Previous Posting Lebih Baru
1  comment Add a comment
Blackjack Casino Resort Tickets - JamBase
With our interactive interactive 광양 출장마사지 seating chart and electronic table, you can bet on what's going on in our 포천 출장마사지 Blackjack Casino Resort 강릉 출장마사지 in Tunica. Get the perfect venue Jan 15, 2022Blackjack Casino ResortFeb 광명 출장샵 16, 2022Golden Dragon 군포 출장마사지 Casino
Reply Delete
Bck
Cancel Reply